Friday, September 15, 2006

Aku PernaH

Pernahkah kamu merasa bahwa apa yang kamu punya sekarang beda dengan yang kamu impikan ???
Aku pernah ...

Pernahkah kamu merasa bahwa jalan yang kamu ambil sekarang salah, seharusnya kamu berbelok di pertigaan tadi ??
Aku pernah ...
Pernahkah kamu merasa bahwa kamu membeli warna yang salah untuk kaosmu, seharusnya kamu sabar sebentar dan akhirnya menemukan warna yang tepat
Aku pernah ...
Pernahkah kamu merasa salah berbicara dan akhirnya kamu berpikir bahwa ucapanmu salah
Aku pernah ...

Tapi bukankah hidup akan lebih berarti jika kita membuat kesalahan ???



Sunday, March 05, 2006

Aku RindU

Semalam ku coba mengingat bau tubuhmu
Bau tubuh yg bisa membuat ku merasa damai
Tetapi semakin keras otakku mengingat
Semakinku tak bisa mengingatnya
Suaramu semalam membuatku merasakan rindu yang menggunung Rindu yang sudah ada di ubun2 kepalaku
Rasanya ingin ku lepas kepalaku dan menguras rindu itu
Kalo perlu ku telan rindu itu bulat2 biar seluruh tubuhku merasakannya
Sayang...... ku rindu belaian tangamu
Aku rindu dekapan hangatmu saat malam turun ke bumi
Sayang...... aku rindu desahan nafasmu
Suara nafasmu bisa membuat ku terlelap dalam tidur lelapku
Lelakiku.....terbanglah kemari
Tak usah kau kembangkan sayap kecilmu
Cukup datanglah ke bandara esok pagi
Dan aku akan menunggumu disini

Sunday, July 31, 2005

Kisah Lara

Kusapu wajah langit perlahan
Kuhitung bintang entah sudah jadi berapa buah
Tertidurnya rembulan dalam belaian angin surga
Seiring menari penaku


Detak jam di kamarku terdengar jelas
Pujanggapun mulai membacakan syair-syairnya
Lama kutertegun tanpa kata
Hanya desah atau sesekali anggukan tanda mengerti
Kugerak-gerakkan jemariku diatas kepala
Menari sayup terdengar gamelan


Layar tlah dibuka
Dimulainya kisah lara dari sudut layar yang terkubur
Nurani diam bagai cacing kepanasan
Dipojok dduk manis beberapa sinden suara merdu
nyanyikan lagu nestapa
Lama terdiam hayati cerita lara digaris tanganku
Cucuran air mata bermuara dikolam nestapa
Terlena dalam timangan duka
Dalam dekapan mesra kabut lara


Lama kumerenung….
Makin kusulut api panas dalam luka yang entah sembuh
entah tidak
Lama kutertegun…..
Masih kusadar lukaku masih meneteskan nanah
Apa bisa ramuan sesedikit itu menyembuhkan luka yang
masih bernanah
Jijik kumelihat luka ini
Lama kuhayati arti dari suara merdu sinden
Sesekali kulihat lukaku yang masih bernanah
Seorang ibu tua sodorkan ramuan yang tlah dihaluskan
dengan cobek


Coba minum beberapa pil ini,
Coba tetesi dengan obat tetes ini….
Ah…. Bercak nanah itu tak mungkin mengering…. Tak
mungkin
Apa aku yang buat nanah ini makin menderas
Segera kusingkirkan lalat-lalat yang mengerubungi diri
Obati luka ini….Kuyakin nanah ini dengan ramuan dari
ibu tua itu
Atau dengan beberapa buah pil…. Atau justru dengan
obat tetes itu….
Pasti sembuh ya….. pasti sembuh…. Kuyakin


Kuingin sinden itu mengubah tembang-tembang laranya
Jadi tembang suka dan merindu kasih
Bersama mengeringnya nanah di lukaku
Meski bekas luka tak pernah hilang
Kuingin usir kisah lara ini
Ingin tutup semua layar duka
Akhiri kisah lara….
Sudahi saja


*sent by dhani*

CERITA YANG TERPURUK

Disini…
Rintik air hujan jatuh seperti jarum2
Burung hantupun mengigil kedinginan
Dulu…
Ketika dalam dekapan dewi asmara
Aku ingin agar waktu berhenti saat itu
Namun…
Aku tak mungkin terus bersandar pada angin
Mentari menerbitkan satu kenyataan
Bahwa waktu akan terus berjalan


Saat ini…
Kutulis surat buatmu lalu kubakar dalam tungku panas
Gemuruh petir dimalam hari terdengar
Adakah cinta polosku kau simpan?
Tak ada yang menyahut
Hanya gerimis gaib terdengar, dan…
Menyimpan sebuah rahasia kepolosan cinta


*sent by dhani*

Lantai Dansa Cinderella

Kucoba rebahkan diriku bersama turunnya peri-peri malam
Kucoba hilangkan semua kekesalan dan kelelahanku
Tak jua kunjung bisa
Kuingin malam ini dewa mimpi meniupkan sulingnya ditelingaku hingga memerah
Kucoba terhanyut dalam dekapan sang rembulan
Sesaat datang seorang wanita setengah baya mengajak kupergi
Tanpa kutahu siapa dia
Kuikuti kemana dia membawaku
Tanpa kusadar aku telah berada di sebuah pintu gerbang yang ditutupi sejuta bunga liar
Kubuka perlahan, deritan pintunya membuat nyeri daun telingaku
Mulai kususuri halaman yang nampak begitu tua dan usang
Sebuah pintu lagi berdiri didepanku sekali lagi daun telingaku terasa nyeri
Wouw....
Seperti berada di sebuah negeri dongeng atau rumah
seorang bintang Hollywood
Tapi sayang.... puri yang indah itu nampak tak terawat
Dengan ragu dan rasa takut kucoba beranikan diri memasukinya
Cat-cat merah muda yang menghiasi dinding-dinding
masih memancarkan sinarnya
walaupun sepertinya puri itu sudah ditinggalkan
puluhan tahun
Namun bangunannya begitu mewah dan megah
Tampak sebuah tempat tidur mungil yang indah dihiasi
lampu merah muda
dengan kelambu merah muda
aku dikejutkan oleh sebuah gaun malam yang begitu
indah
Tapi sayang gaun itu terlalu besar untuk kupakai
ditubuhku yang mungil
Tapi entah nurani dari mana yang memaksaku untuk
memakai gaun itu
Terkejut aku ....
Gaun itu begitu pas dan cocok kucapai
bak seorang putri dari kerajaan inggris aku mengaca
pada sebuah kaca yang berukuran
sebesar tubuhku yang dihiasi oleh ukiran yang mahal
yang sepertinya gajiku satu bulan
belum cukup untuk membelinya
Seolah dewi Aphrodite tersenyum padaku
Aku menari-nari kuikuti lantunan musik dansa yang
terdengar di telingaku tanpa pernah kutahu siapa yang
memutarnya
Serasa terlempar ke negeri lain dimana tubuh-tubuh
mungil dengan membawa tongkat bintang dan diatas
kepala dihiasi lingkaran putih mengelilingiku
Aku kembali menari-nari tanpa perduli akan
sekelilingku
Terdengar suara merdu nan sopan
Kulihat pakainnya bak seorang pangeran
pedangnyapun masih berada diballik punggungnya yang
bidang
bajunya yang serba merah muda itu mampu membuatku
tertawa dalam hati
namun kutahan tawaku karena
Tangannya mulai diayunkannya kebawah lalu kesamping
seolah mengajakku memulai berdansa
Seolah dipanah oleh dewa amor aku pun mulai
memberanikan diri berada lebih dekat dengannnya dengan
seseorang yang tak kukenal dan
Dengan sedikit canggung kumulai berdansa padahal
sebelumnya aku tak pernah berdansa
Kuikuti saja alunan musik itu
Tanpa kusadar aku dibangunkan oleh lautan yang
melahirkan surya di ufuk tidur
Aku cuma bermimpi......

*sent by dhani*

PERJALANAN MENUJU PURI DI UJUNG PELANGI

Melintasi nuansa warna
Mengapai puri diujung pelangi
Setapak demi setapak
Kulintasi nuansa warna pelangi
Semburat merah
Serasa jiwa bergolak
Nyala api tak kunjung padam
Tanpa sada ujung rambtku terbakar
Dengan gerakan secepat kilat
Kuguyurkan air dan kupotong rambutku
Entah potongan rambut model apa yang kini kumiliki
Aku tersenyum sendiri
Kulanjutkan perjalananku dengan membawa sepercik kebahagiaan
Kubilang pada hatiku takkan lagi kuberbuat ceroboh
Sketsa jingga mulai kujalani
Dengan penuh semangat dan tekad membaja kutelusuri
Disekelilingiku dipenuhi kemilau intan
Segera kuambil intan-intan yang sanggup kubawa
Namun ditengah perjalanan ….
Tiba-tiba intan-intan itu raib entah kemana
Ternyata karung tempat intan itu berlubang
Karena terlalu banyak isinya
Kembali kulanjutkan perjalananku dengan kebahagiaan tersendiri
Dan kutinggalkan karung yang telah kosong itu
Rona kuningpun terlihat
Kuberlari-lari kegirangan
Menari-nari penuh suka
Semakin kupercepat langkahku
Aduh…. Tiba-tiba aku terjatuh
Begitu cepat kakiku melangkah….
Segera kupijat dengan balsem pemberian ibu
Sambil terseok-seok kukembali berjalan
Asaku tak jua padam tuk gapai puri di ujung pelangi
Kurasakan bahagia dalam rona kuning
Penuh semerbak harum bunga matahari
Takkan kubiarkan kegembiraan terlalu dalam
Hingga lupakan semua hal
Hamparan hijau dedaunan kurasakan
Sejukkan jiwa yang galau
Dedaunan serasa dicumbu embun
Kupu-kupu bermain merayu-rayu
Karena aku sangat jail
Kuambil sebuah kupu-kupu
Namun……
Entah darimana datangnya lebah
Sejurus kemudian menyengat tanganku
"Padahal aku nggak menganggu sarang lebah itu….
Tapi….. darimana lebah itu muncul……
Apa…. Lebah itu sahabatnya kupu-kupu ya ?"
Tanyaku pada aku sendiri
Kuambil daun melati
Kuusap-usapkan pada tanganku yang bengkak
Kurasakan harum semerbak wanginya
Diriku dipeluk oleh alam nan syahdu
Begitu tenang….
Rasakan kebahagiaan mencumbuku
Takkan pernah kujahat pada alam yang telah memanjakanku
Takkan pernah kuberbuat salah meskipun itu cuma kesalahan kecil
Karna kuyakin semua salah pasti ada hukumannya
Sayup terdengar merdu bunyi seruling
Kuterbuai oleh negeri pink
Romansanya memanjakanku
Buat mimpiku melambung jauh
Hingga tercipta ribuan syair-syair asmara
Takkan tertandingi oleh pujangga manapun
Saat inipun kulihat wajahku dalam bening aliran sungai
Begitu cantik tak terduakan
Sayup terdengar puisi-puisi cinta yang lebih indah dari puisi-puisiku
Dan terlihat gambar gadis-gadis cantik yang lebih dari wajahku
"Ah sudahlah…. Toh semua punya kelebihan dan kekurangan masing-masing"
Kutersenyum dan kulanjutkan perjalananku dengan rasa syukur
Atas semua kelebihan dan rasa ingin memperbaiki kekurangan-kekuranganku
Kutermenung dikelilingi sutra unguKembali kumenghayal tentang puri indah di ujung pelangi
Seperti yang selalu nenekku kisahkan menjelang tidur
Kuhanyut oleh kesedihan di masa silam
Hingga tak mampu lagi kusadar tentang keindahan sutra ungu ini
Tanpa sadar pak tua menghapus air mataku
Masih terbuai oleh kesedihan
……
aku membungkam
"Gadis manis bangun lihat sutra-sutra ungu ini begitu indah
terproses dari tangan-tangan yang lembut tapi perkasa"
Aku bangkit….
Sungguh indah sutra-sutra ungu ini
Tapi…. Kemana pak tua tadi..
Kurasakan kebahagiaan dalam kelembutan sutra ungu
Kutakkan pernah hanyut dalam kesedihan lagi
Kuingin gapai semua cita dan cintaku
Kata nenek kalau sudah sampai di negeri biru….
Berarti hampir sampai di puri ujung pelangi
Kebebasan dan kedamaian begitu terpancar
Sungguh ini cobaan yang berat
Tapi kubisa atasinya
Langkahku kian cepat hingga sampai pada deretan bunga-bunga
Semburat warna
Merah…., jingga….., kuning…., hijau…, merah muda…..
Hijau…., dan biru
Bagai seorang putri tiba-tiba bajuku berubah laksana
Cinderella Milenium
Baju yang sangat besar namun pas dibadanku yang mungil
Berwana pink dengan hiasan-hiasan perak
Rasanya bajuku bisa bergoyang-goyang
Kepalakupun berhias mahkota
Seorang pangeran tampan menyambutku
Dan mengajakku kesebuah puri
Tapi…..
Apa yang kulihat…
Sebuah gubug ditengah air terjun yang terdapat bias-bias warna
Dikelilingi bunga-bunga
Gemericik airnya mendekapku dalam kedamaian
Angsa-angsa putih asyik bercumbu
Burung-burung riang beryanyi asmara
Pangeran itu berkata
"Perjalananmulah purimu, dan ini hanya sebagian dari purimu
yang akan kita tempuh berdua
dan mungkin tidak seindah yang kamu bayangkan tapi
kuingin beri yang terindah buat mu"
Kebahagiaan melewati negeri warnapun terlintas di pelupuk mataku
Kini kebahagiaan yang aku rasakanpun bertambah
semakin bertambahnya pengetahuanku
Tentang nuansa warna
Kan kujalani semua hal di puri ujung pelangi
bersama seorang pangeran tampan yang bijaksana

*sent by BOY*

IJINKAN

Ijinkan aku tumpahkan semua beban dipundakku
Bukan karena aku tidak mensyukuri RahmadNya
Aku hanya ingin berbagi


Ijinkan aku rebahkan diriku didadamu
Sembari kukatakan semua luapan isi didadaku
Untuk sekedar meringankan luka ini


Ijinkan aku menangis
Walau itu membuatmu terluka
Tapi kupercaya kau tetap membasuh luka dan tangisku


*sent by dhani*

Aku adalah Aku

Aku adalah aku
Yang terlahir di dalam diri
Seperti bagaimana adanya manusia bumi

Aku adalah aku
Yang selalu menari, …….
Menangis dan tertawa

Aku adalah aku
Yang selalu berteman jasad
Ke mana saja sang arah
Membawa kaki ini pergi

Aku adalah aku
Yang kerap kali dihina dan dibanggakan,
Kala berpijak ………..maupun melayang

Aku adalah aku
Yang selalu membawa dosa dan do'a
Kala bertekuk lutut
Menghadap Yang Maha Kuasa

Dan Aku ………adalah aku
Yang kadang mengerti ……..dan kadang tidak
*sent by dhani*

JumpA

Lekaslah mendarat
burung besiku
Jangan tunda lagi
pertemuan ini


Sudah cukup lama menunggu
tak sabar hati bersapa dalam tatap muka
(debar-debar penuh tanda tanya
pangeranku tak kunjung datang menjemput)


Ah! Itukah dia?
Seketika terlepas ribuan merpati mengudara
Tatapnya menangkap tanganku bergetar


Aku hanya bisa tersipu
menanti detik berikutnya


*sent by boy*

Rindu........

bukan esok
lusa juga belum waktunya
masih harus menanti
jalan ini ada ujungnya
sepi ini ada akhirnya
di balik dada yang bergetar ini
ada air mata yang mulai mengering
sisa perih kala sadar akan realita
sentuhan hangatmu kini tak lagi terasa
aku ingin merintih
ingin bersandar dalam pelukmu
hilang arah
tak tau kemana
sesosok tubuh tempatku bermanja
kini jauh tak tergapai
jauh tak terlihat
mungkin ini saatnya
logika bertahta di atas rasa
agar tak larut dalam gundah gelisah


*sent by boy*

Sajak Tepi JuranG

coba katakan padaku
sedang apa aku di sini
di tepi jurang dengan tubuh lunglai terduduk di atas tanah
menangisi nyawa-nyawa yang ditebas melayang ke langit
seperti benih-benih rumput tertiup angin beterbangan tak tentu arah
sekilas pandangannya berkaca-kaca
menatap sedih tungkaiku yang hanya sampai siku;
tak ada lagi tanganku
tak bisa melipat tangan berdoa untukmu
tak bisa merengkuhmu dalam pelukan usir takutmu
tak bisa mendekap sembunyikan wajahmu dari malaikat maut
tak bisa menyapu air mataku sendiri
tapi, coba sini...
bisa kudekatkan bibirku ke telingamu
ssshhh...
jangan hiraukan dentum ledakan
dengar, dengar aku berbisik
Tuhan Pengasih, Tuhan Penyayang, hindarkan pedih, hindarkan dosa;
jaga anak-anak, jaga senandung di bawah pohon;
tenangkan hati, sucikan pikiran, seperti telaga menjelang malam.


*sent by boy*

SOMETIMES...

when I look outside the window
to the trees that stand silently
and watch a black bird singing to himself


or when I walk alone
across a snow field behind the school
listening to my footsteps on the snow
cold air caressing my face


or when I lay sleeplessly at night
eyes wide open as my mind wanders away
beneath the wamth of my blanket
and the comfort of my pillow


a sudden realization rushes in
bounces around inside my head
then lands gently upon my heart
I can't help but blush then hide a smile
wish you could hear when I whisper:
"I love you"


*send by boy*

Tuesday, June 14, 2005

Lika-LiKU

Maaf
Maafkan aku harus pergi meninggalkanmu karena masa penggunaan toleransiku sudah habis, walaupun tidak tercantum tanggal kadaluarsanya.
Maafkan aku jika selama ini selalu meminta lebih, walaupun kau sudah memberikan diskon sepanjang tahun ditambah lagi buy one get one free.
Maafkan aku karena selalu mengharapkan kau to be there, walaupun aku tahu kau selalu open 24 hours.


Mengapa
Mengapa kau pergi, padahal aku sudah mempunyai SIM (Surat Ijin Memacari) ditambah surat tanda jadi serta tanda tangan diatas materai Rp. 6000,-
Mengapa kau pergi, padahal aku sudah memberikan jasa dinne in, take away bahkan delivery order.
Mengapa kau pergi, padahal lapangan parkir sudah aku kosongkan khusus untukmu dengan tanda reserved.

Alasan

Satu alasan mengapa aku memilihmu, karena aku yakin kamu beda dari yang lain .
Satu alasan mengapa aku memilihmu, karena kamu menyediakan semua yang aku perlukan dalam satu paket three in one.
Satu alasan mengapa aku memilihmu, karena kau mudah diakses hanya 20 menit dari pusat kota lewat jalan tol dalam kota .

Kesempatan

Beri aku kesempatan untuk membuktikan bahwa aku tidak pernah menyontek dari orang lain ketika aku membuaimu dengan kata-kata manis.
Beri aku kesempatan untuk memperbaiki keadaan yang ada , all I need is a magic word and several pot of luck
Beri aku kesempatan sekali lagi bukankah setiap orang berhak mendapatkan kesempatan yang kedua ??






LuV

I love You .....
Kata itu kau ucapkan tanpa sempat aku sadari apakah itu nyata atau sekedar semu belaka. Otakku menolak keras ketika kalimat itu memasuki pintu memori kepalaku, tapi hatiku menerimanya dengan kehangatan dan menaruhnya aman jauh di dalam sana. Setelah sekian lama aku membangun sistem peringatan untuk tidak menerima kalimat itu, akhirnya aku terima tanpa perlu lagi mencari alasan-alasan untuk menolaknya.

Wo Ai Ni
Sepanjang hari-hari yang kulalui akhirnya aku menyadari, bahwa ternyata aku mulai mengerti apa arti CINTA dan mulai percaya pada kekuatannya. Setelah sekian lama aku selalu berdalih bahwa CINTA hanya akan berakhir dengan luka dan kepedihan bahkan terkadang berujung pada penghianatan. Bahwa CINTA hanyalah salah satu cara untuk merayu kaumku dan membuat kami terbuai seperti candu yang memabukkan. Sebuah kata yang menjadi umpan agar kami mau memberi hati kami untuk kemudian dicampakkan.

Aku Cinta Kamu
Selanjutnya aku mulai belajar menyemai benih CINTA di hatiku. Kemudian menyiramnya agar tumbuh subur dan nantinya bisa berbuah kebahagiaan. Tidak henti-hentinya aku menyenandungkan syair-syair tentang CINTA agar aku selalu ingat bagaimana indahnya CINTA, bagaimana CINTA bisa membuat aku lebih hidup, bagaimana CINTA bisa memberikan arti baru dalam menjalin kasih dan saying.

Je t’aime
Ketika badai itu datang, CINTA yang kita punya diuji. Apakah kapal berkekuatan CINTA itu bisa mengarungi lautan ditengah terpaan ombak yang maha dahsyat dan dihempas oleh angin menuju karang. Kapal itu tetap bertahan, terus bertahan melawan kekuatan alam. Badai itu akhirnya reda, yang tersisa adalah robeknya sang layar, retak tubuhnya yang tidak mampu menahan desakan air yang masuk sehingga perlahan-lahan kapal itu mulai karam. Awak kapalpun mulai meninggalkan kapal agar tidak ikut tenggelam. Ternyata CINTA saja tidak cukup untuk membuat kapal itu tetap berlayar menuju pelabuhan kebahagiaan. Dan lautpun menjadi saksi bisu hilangnya kapal ditelan bumi.


Aku tidak pernah menyesali pernah punya CINTA untukmu walaupun akhirnya aku harus merasakan kesedihan dan kepedihan yang dalam. Karena CINTA memberikan aku arti baru dalam hidup ini, CINTA membuat hidupku lebih berwarna tidak hanya hitam dan putih. Dan pada akhirnya aku bisa mengerti mengapa orang mengapa selalu berkata CINTA tidak selalu saling memiliki.

Tuesday, May 31, 2005

PerGi...

"Maafkan aku mas, sebaiknya kita selesai sampai disini," ucapku sambil menundukkan kepala karena aku tidak berani untuk menatap mata Angga . Air mata mulai keluar dari mataku, aku tidak bisa lagi mengeluarkan kata-kata yang lebih halus untuk mengakhiri hubungan ini. Kalimat yang ku ucapkan begitu menusuk hati, dada ini serasa sesak, udara begitu hampa. Butuh keberanian yang sangat besar bagiku untuk mengambil keputusan seperti itu. Berpisah dengan orang yang sangat aku sayangi sangatlah berat. Aku tidak lagi mampu berpikir, semua sudah aku lakukan. "Mengapa?", hanya kata itu yang keluar dari mulutmu. Kau terdiam, kemudian kau meraih tanganku dan menggenggamnya. "Apakah tidak ada cara lain Ratih, untuk kita bersama lagi?". Aku mengela nafas, "Semuanya cepat atau lambat semuanya akan segera berakhir mas". "Aku tidak mau menjadi orang ketiga di dalam pernikahan mas. Kebahagiaan itu seharusnya menjadi milik kalian berdua. Akupun tidak mau berbagi dengan wanita lain jika aku menjadi dia". Kemudian kau hapuskan air mata yang mengalir di pipi dan mengecup keningku lama. "Kalau memang itu yang terbaik untukmu dan aku, baiklah tapi kita tetap bisa berhubungan as a friend kan??". "Iya mas, angguk ku lemah". Setelah itu mas Angga mengantarku kembali ke kantor, dan untuk yang terakhir kalinya ia mengecup keningku.
Pikiranku melayang kembali ke kejadian setahun yang lalu. Angga, itulah namamu ketika kita berkenalan pertama kali di toko buku. Setelah sebelumnya secara tidak sengaja kau menabrakku. Kemudian sebagai tanda permintaan maaf kau mengajakku untuk minum kopi di Starbuck. Di tempat itu kita berbincang-bincang dengan akrabnya selayaknya teman lama yang sudah lama tidak bertemu. Aku begitu terkesan dengan perbincangan itu, kau dapat membuat aku tertawa sampai terbahak-bahak. Sampai akhirnya kita bertukaran nomor telepon dan alamat email.
Beberapa hari kemudian aku menerima email dari mu yang isinya menanyakan kabar.
"Hai ini angga masih inget kan?? ituloh yang kemaren nabrak kamu di toko buku. Eh bukunya udah selesai dibaca? ceritanya menarik nggak??. Balas yah". Sambil tersenyum aku membalas emailmu "Hai angga apa kabar?? tentu saja aku masih ingat kamu. Gimana kerjaan lancar-lancar ajakan??". Akhirnya kamu menelpon aku, kita berbincang-bincang cukup lama di telepon. Seharian itu kita tidak henti-hentinya saling mengirimkan sms. Kemudian kita berjanji pada hari sabtu buat ketemuan di Cozy Cafe untuk makan malam. Sabtu itu aku ke salon untuk mempercantik diri, mulai dari creambath sampai meni-pedi, aku ingin terlihat cantik malam itu. Dengan menggunakan sedan bermerek mahal kau menjemputku. Kau tampak gagah dengan kemeja hitam garis-garis serta celana berwarna hitam. Sepanjang perjalanan menuju cafe kau menceritakan tentang kegiatanmu di kantor. Sambil sesekali kau menatapku, dan yang paling aku suka adalah ketika kau tersenyum, lesung pipitmu tergambar jelas diwajahmu membuat kau tampak lebih manis.
Malam itu adalah titik awal kedekatan kita berdua. Hari-hari selanjutnya sudah bisa ditebak. Aku semakin merasa membutuhkan mu dari sebelumnya. Kau bisa membuat aku nyaman untuk berada di dekatmu. Sms-sms indah yang kau kirimkan selalu ku baca berulang-ulang sampai-sampai aku hapal di kepala setiap kata, titik dan koma. Hari-hari indah itu kemudian berubah menjadi kepahitan ketika akhirnya sore itu di Cozy Cafe tempat kita sering menghabiskan waktu bersama, kau bercerita kepadaku bahwa kau sudah ada yang punya. "Maafkan aku Ratih, seharusnya aku tidak memberikan harapan kepadamu. Seharusnya aku tidak membuaimu dengan semua kata dan perlakuanku padamu". Sambil menatap matamu dalam-dalam aku berkata : " Siapa wanita itu?? ". Kau menjawab :"Namanya anita, kami sudah menikah selama 4 tahun tapi sampai saat ini belum juga diberi anak. Dia begitu sibuk dengan pekerjaannya. Sampai-sampai dia rela tinggal berjauhan denganku hanya untuk mengejar impiannya". "Lalu?". "Sampai akhirnya aku bertemu denganmu. Berada didekatmu membuat aku nyaman, kau memberikan apa yang selama ini tidak aku dapatkan. Mungkin terdengar alasan yang klise tapi itulah adanya. Kau begitu perhatian, sabar, mau mendengarkan semua ceritaku". Aku menghela nafas, sambil berfikir bahwa aku harus berpikiran jernih.
Sambil menekan gemuruh di dada aku bertanya padamu : "Terus, sekarang bagaimana mas ?". "Entah lah, sambil kau mengambil nafas dalam-dalam. Jujur aku tidak mau kehilangan kamu Ratih, tapi itu akan berkesan egois, aku mengambil hak yang bukan milikku. Kemudian kau meraih tanganku dan menggenggam dengan erat. Keegoisan telah membutakan mata dan membuatku harus menyembunyikan kenyataan yang ada", ujarmu lirih. Aku terdiam sambil berusaha menyembunyikan bulir-bulir air mata yang akan keluar. "Gosh, aku tidak dapat berpikir banyak saat ini mas. Bahkan aku tidak tau apakah aku harus marah, sedih atau teriak untuk menggambarkan bagaimana perasaanku padamu saat ini". "Maafkan aku ratih, aku lah yang salah. Aku tau aku tidak layak mendapatkan kata maaf darimu meskipun aku harus mencium telapak kakimu". Aku menarik tanganku dari genggaman Angga dan sambil berdiri aku berkata, "Aku pulang, sepertinya berlama-lama disini juga tidak akan menyelesaikan masalah. Mungkin sebaiknya kita berfikir masing-masing tentang apa yang telah terjadi. Mungkin aku pun salah karena dari awal tidak pernah menanyakan statusmu". Kau terdiam terpaku menatap kepergianku. Sepanjang perjalanan pulang aku tak henti-hentinya menangis. Bahkan supir taksi melirik melalui kaca spion sambil berkata, "Mbak tidak apa-apa kan?". Aku menjawab, "Tidak apa-apa kok pak" sambil berusaha menyembunyikan mataku yang sembab.
Sesampainya di rumah aku matikan telepon genggamku dan berpesan pada orang rumah kalau ada telepon dari Angga bilang saja aku sudah tidur. Kemudian aku bergegas ke kamar melempar tas dan mengambil handuk lalu menuju kamar mandi. Di bawah siraman air pancuran aku menangis lagi, menyesali tindakan cerobohku. Menyesali kenapa aku harus menyerahkan hatiku kepada Angga. Mengapa aku tidak berhati-hati untuk hal yang satu ini. Setelah itu aku langsung menuju tempat tidur, berusaha untuk memejamkan mata dan melupakan apa yang sudah terjadi. Tapi mataku tidak mau terpejam, sepanjang malam itu aku hanya bisa berguling di atas tempat tidur. Iseng aku menyalakan telepon genggamku. Tidak berapa lama beberapa pesan singkat langsung masuk dan semuanya dari Angga. Isinya sama..."Maafkan aku Ratih bila telah melukaimu, tapi rasa CINTA itulah yang telah membuat aku membohongimu. Aku tidak mau kehilanganmu Ratih....". Begitu selesai membaca aku langsung matikan telepon itu. Kalau kau mencintaiku mengapa kau membohongiku Angga. Mengapa kau datang dengan sekeranjang penuh dengan cinta, mengapa kau ketok hatiku dikala hatimu sendiri sudah terisi. Begitu banyak pertanyaan bermain-main di kepalaku, sampai akhirnya aku capek dan tertidur.
Keesokan paginya aku bangun dengan mata bengkak, karena aku menangis semalaman. ketika akan masuk ke kamar mandi, ibu memanggilku :"Tih ditungguin Angga tuh dari tadi pagi dia ada di depan, tidak mau ibu suruh masuk". Aku kaget mendengar perkataan ibu, "Ya udah bu Ratih mandi dulu, tolong bilang ke mas Angga tunggu sebentar". Selesai mandi aku langsung berpakaian dan membereskan semua perlengkapan yang akan aku bawa ke kantor. Setelah itu aku langsung berjalan ke teras untuk menjumpai Angga. "Mas....", kemudian perlahan kau angkat kepalamu. Angga begitu kusut, matanya cembung sepertinya dia tidak tidur semalaman. Kemudian aku duduk di sampingnya sambil menaruh secangkir teh di atas meja. "Diminum dulu mas tehnya", kemudian kau meminum teh sambil menghela nafas panjang seperti berusaha mengeluarkan beban yang ada. "Aku tidak tidur semalaman, aku berusaha menghubungimu melalui telepon genggam tapi telepon mu mati. Ibu juga semalam bilang kamu sudah tidur, ketika aku meneleponmu ke rumah". "Maaf mas, semalam memang aku tidak mau menerima telepon dari mas. Aku butuh waktu untuk berfikir, jujur saja ucapan mas kemarin sore benar-benar membuat aku terkejut. Semuanya diluar dugaanku. Kalau saja mas jujur dari awal mungkin semua ini tidak akan terjadi". Kemudian aku melihat jam yang ada ditanganku, waktu sudah menunjukkan pukul 06.00. "Mas sudah jam 6 sebaiknya kita berangkat sebelum terkena macet". Setelah itu kami berpamitan pada ibu. Selama perjalanan Angga lebih banyak diam, dia larut dengan pikirannya sendiri. Sesampainya di kantor dia hanya bilang, "Nanti siang aku jemput yah kita makan siang bareng". Aku hanya menganggukkan kepala tanda setuju.
Sesampainya di ruangan aku langsung menuju meja kerja Sita. "Eh kenapa lo?? tampang lo ancur gitu ?". "Iya aku tidak tidur semalaman Sit". " Hah??? Kenape ? Berantem lo ma si Angga?". "Lebih parah, aku mau bubaran aja sama dia". "Apeeee????, suara Sita begitu kerasnya sampai-sampai teman-teman yang ada di meja lain melihat ke arah kami. "Upss, maaf, ujar Sita. "Mas Angga sudah menikah Sit". "You what ????, jangan becanda deh Tih pagi-pagi giniiiii???". "Enggak Sit aku tidak bercanda, aku baru tau kemaren sore dari mas Angga sendiri". "Trus, sekarang elo ngajak bubaran??". "Sepertinya itu jalan yang terbaik buat kita berdua". "Elo udah mikirin matang-matang Tih??". "Sebenernya keputusan itu baru saja keluar dari kepalaku. Siang nanti mas Angga mengajakku untuk makan siang bareng, sepertinya itu saat yang tepat aku memberitahunya". "Elo gak nyesel Tih??, maksud gue apa enggak besok-besok aja lo kasih taunya. Kan kasian dia pasti stress berat, ibarat pepatah udah jatuh tertimpa tangga pula". "Cepat atau lambat semuanya akan berakhir Sit". "Ya udah kl menurut elo itu yang terbaik, good luck yah". "Makasih ya Sit".
Sepagian itu dikantor aku tidak bisa fokus pada kerjaan. Aku berfikir bahwa cepat atau lambat hubungan ini harus segera berakhir. Aku tidak mau dicap sebagai orang ketiga dalam rumah tangga mas Angga. Keputusanku sudah bulat apapun yang terjadi aku harus mengakhiri hubungan ini, walaupun nantinya kita berdua akan merasa sama-sama sakit. Pukul 12.30 mas Angga sudah menungguku di pelataran parkir. Dia tampak lebih segar dibandingkan tadi pagi, senyumnya yang selalu ku nanti-nanti menghiasi wajahnya. Akhirnya kami memutuskan untuk makan siang di cafe favorit kami Cozzy Cafe. Dan ketika memasuki tempat itu keputusanku semakin bulat, it's now or never.

NB: Jika memang payung itu tidak cukup untuk kita berdua, lalu mengapa kau datang menawarkan tempat untukku berteduh

Image hosted by Photobucket.com


Angel... kau begitu hangat... ketika tatapan matamu menembus jiwa yang sedang dingin karena gundah
Angel... kau begitu lembut.. saat ku sentuh ragamu aku rasakan kedamaian di dalam jiwa Angel... kau begitu arif... saat aku bercerita ttg kejamnya dunia kau hanya menjawab dengan satu kata bersabarlah

Angel... kau penuh dengan kasih.... saat aku merasa lumpuh..hampa tak berdaya kau berikan kasih mu untuk ku sehingga aku bisa berdiri kembali
Angel... kau penuh dengan cinta... saat aku tak percaya akan cinta kau tunjukkan apa itu cinta dengan tanpa memberikan definisi
Angel... kau penuh dengan kata maaf... saat aku luapkan kebencian dan kemarahan padamu... kau membuka kan pintu maaf tanpa batas ruang dan waktu
Angel... kau ajarkan aku apa arti memberi tanpa meminta kembali
Angel... kau ajarkan aku untuk mengasihi sesama dengan tidak membedakan identitas
Angel... kau ajarkan aku untuk rela melepaskan hal2 yang paling aku sayang

Jika aku terlahir kembali aku ingin bisa sepertimu

PutUS


"If u live me now u take away the biggest part of me..hu..uuu... no baby please don't go"...

"There is no escape for the broken heart it there is no return once you lost your way" ...

Tulisan diatas hanya sebagian besar ungkapan perasaaan hati seseorang melalui sebuah lagu.... masih banyak lagi bentuk ungkapan yang lain. Patah hati sebuah kata yang ditakutkan oleh sebagian orang yang sedang mengarungi dunia cinta. Ada seorang teman yang mengatakan ..jangan lah takut untuk patah hati... Karena itu semua adalah proses menuju kebahagian yang kamu cari.